Selasa, 29 Maret 2016

USAHA BISNIS KUE DAN ROTI RINDU BAKERY MENERIMA PESANAN ( Aneka roti, Kue Kering, Kue basah, Kue Ultah & Donat ) Jl Pandaan Apung NO. 10 Mindi Sidowayah Bangil Telp 085 103 463 432 DepKes P_IRT No. 2063514010433-17 Manajmen : Ririn Sri Hidayati Email : Misbah.rindu@yahoo.com, Rindu.bakery@gmail.com PIN : 5D5C126A Blog : Rotikurotimucitarasa.blogspot.com



Usaha bisnis kue dan roti - Salah satu tempat dalam rumah yang masih bisa dimaksimalkan untuk mendatangkan keuntungan adalah dapur, apalagi jika Anda suka masak. Kegemaran dan keahlian Anda dapat dimanfaatkan untuk mendapat uang tambahan. Selain masak untuk keluarga, Anda bisa memanfaatkan dapur untuk membuat makanan lain, seperti kue roti. Dengan biaya yang tidak begitu besar dan trik yang tepat, Anda bisa mendapat keuntungan maksimal dari roti dan kue. Alat-alat untuk membuatnya pun sebagian besar pasti sudah tersedia di dapur. 


Pembelian Alat dan Bahan Baku Membuat Kue Dan Roti
Ada baiknya, sebelum proses produksi, Anda melakukan survei harga terlebih dahulu di berbagai toko bahan baku kue dan roti. Tanyakan kepada teman atau orang yang lebih tahu toko yang menjual bahan dengan harga relatif murah tapi kualitasnya tetap terjamin. Akan lebih baik jika Anda langsung membelinya di pasar besar atau suplier pertama karena harganya pasti jauh lebih murah dibanding membeli di toko kecil. Usahakan untuk membeli dalam jumlah banyak karena harganya akan lebih murah dan dapat menghemat ongkos transportasi. Sementara itu, untuk pengadaan alat dan bahan, Anda bisa saja membeli peralatan second. Tapi, pastikan kualitasnya masih bagus, dan yang terpenting mudah digunakan serta hemat listrik atau gas.

Kue dan roti adalah jenis makanan yang tidak tahan lama. Untuk menyimpannya, Anda membutuhkan sebuah etalase khusus. Dalam etalase ini, roti dan kue bisa bertahan maksimal 3 hari. Etalase semacam ini bisa diperoleh di perusahaan-perusahaan yang memproduksi berbagai peralatan dan perlengkapan toko.

Beberapa alat sederhana yang sangat dibutuhkan jika Anda ingin membuka usaha ini antara lain adalah stand mixer, blender (1,5 L), microwave, microwave (800 watt), oven toaster, teflon presto (24 cm), kompor gas, lemari es (172 L), frypan, loyang, saucepan (16 cm), peralatan masak (bermacam bentuk sodet), dan panci.

Jika membuka usaha atau display di rumah, Anda memerlukan etalase yang bisa dibeli dengan harga sekitar Rp1.500.000,-. Jika usaha Anda sudah besar dan membutuhkan tempat penyimpanan yang juga besar, Anda bisa membeli etalase khusus dengan pengatur suhu. Untuk produksi berkapasitas besar membutuhkan alat yang berkapasitas besar pula. Anda dapat membeli mixer second berkapasitas besar. Selain itu, oven gas dengan kapasitas 8 loyang sekaligus juga harus disediakan.

Tempat dan Pemasaran
Jika Anda belum mempunyai tempat penjualan, Anda dapat saja menitipkan kue atau roti buatan Anda tersebut di toko-toko dengan sistem bagi hasil. Misalnya, dari harga Rp
1.000,- untuk satu potong kue atau roti yang Anda patok, pemilik toko mungkin akan menjualnya dengan harga Rp1.300,- atau Rp1.500,-. Atau, Anda juga bisa memakai dua cara sekaligus, yaitu terus menitipkan produksi Anda di toko-toko dan juga membuka outlet di rumah. Dengan demikian, jika di satu tempat sedang sepi, masih ada peluang ramai di tempat lain.

Tapi, mengingat konsumen kue dan roti tidak terbatas usia maka di rumah pun Anda bisa membuka outlet sederhana dengan target pasar utama adalah tetangga sekitar. Anda bisa menawarkan kue dan roti saat arisan, pengajian, atau pertemuan RT dengan harga perkenalan yang relatif murah. Setelah itu, Anda bisa menerima pesanan snack kotak—berisi berbagai jenis kue dan roti—dengan harga terjangkau tapi dengan mutu dan rasa yang tetap terjaga.

Penetapan Harga
Harga yang Anda tetapkan tidak hanya ditentukan berdasarkan harga bahan dan isi kue, tetapi juga berdasarkan waktu dan tingkat kesulitan pengerjaannya. Misalnya, jika Anda membuat kue tart untuk ulang tahun atau pernikahan, keterampilan Anda dalam menghias kue juga patut diperhitungkan meskipun harga bahan bakunya tidak begitu besar. 
 Tip & Trik Usaha Kue Dan Roti

  1. Jika Anda membuka usaha kue atau roti, usahakan jangan hanya menjual satu jenis kue atau roti saja sehingga ketika harga dasar satu jenis kue naik, kita dapat beralih mengandalkan hasil penjualan produk lain di samping menaikkan harga.
  2. Jika belum mampu berpromosi dengan modal besar, seperti memasang iklan di media massa klik rotikurotimucitarasa.blogspot.com Anda bisa berpromosi melalui hal-hal sederhana, seperti menempatkan nama usaha, nomor telepon, dan alamat Anda di setiap plastik atau kotak tempat kue dan roti yang Anda jual. Dengan demikian, orang yang sudah merasakan kue buatan Anda dan tertarik untuk memesan, dapat dengan mudah menghubungi Anda.
  3. Nama dan alamat ini bisa dicetak menjadi stiker yang ditempelkan di setiap kemasan. Hal ini memang memerlukan biaya cukup besar tapi pasti akan lebih hemat dan tepat sasaran dibandingkan beriklan di media massa yang harus membayar ratusan ribu rupiah. Contoh Anda mendapat pesanan sebanyak 500 kotak, akan ada minimal 500 orang yang mengetahui keberadaan usaha Anda dan merasakan kue buatan Anda.
  4. Jika kue yang Anda jual adalah kue kering yang bisa bertahan cukup lama, jangan lupa menyantumkan tanggal kapan kue itu akan kadaluwarsa menurut perkiraan Anda sendiri.
  5. Anda bisa meningkatkan kemampuan dengan banyak membaca resep dan trik pembuatan kue dan roti. Atau, jika Anda mau, sediakan waktu khusus untuk mengikuti kursus membuat kue yang sekarang banyak diadakan. Dari situ, Anda bisa belajar bagaimana menyiasati adonan yang gagal agar tidak terbuang atau membuat kue yang sudah terlanjur jadi tapi ternyata terlalu matang atau gosong.
  6. Jika sudah banyak pesanan, Anda tentu tak bisa menangani semuanya sendiri. Anda bisa mempekerjakan karyawan yang bisa digaji tetap per bulan, atau berdasarkan banyak sedikitnya pesanan. Jika Anda saat ini sudah memiliki pramuwisma (pembantu rumah tangga), Anda juga bisa memintanya membantu dengan tambahan gaji atau persenan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar